Bagi para penggemar sepak bola generasi 90-an dan awal 2000-an di Indonesia, Serie A Italia pernah menjadi kiblat. Liga ini adalah panggung bagi para pemain terhebat dunia, dan klub-klubnya tidak segan-segan mengeluarkan dana fantastis untuk mendaratkan bintang-bintang idaman. Dari Batistuta, Ronaldo (Brazil), hingga Zidane, semua pernah merasakan magisnya stadion-stadion di Italia.
Tradisi transfer jor-joran ini terus berlanjut hingga era modern, meskipun pamornya sempat sedikit meredup. Klub-klub seperti Juventus, Inter Milan, dan Napoli tetap menunjukkan kekuatan finansial mereka di bursa transfer demi mengejar supremasi domestik dan Eropa. Uang dalam jumlah masif digelontorkan untuk satu nama, dengan harapan sang pemain bisa memberikan gelar dan kejayaan.
Dalam daftar ini, kita akan mengupas tuntas 10 transfer pemain termahal sepanjang sejarah Serie A. Kita akan melihat siapa saja pemain yang dihargai begitu tinggi, bagaimana performa mereka setelah transfer, dan apakah investasi besar tersebut terbayar lunas. Dominasi satu klub dalam daftar ini sangat mencolok, menunjukkan ambisi mereka yang tak pernah padam. Mari kita selami lebih dalam deretan transfer yang mengguncang Italia!
Nama yang satu ini tentu sangat akrab di telinga para pecinta sepak bola Indonesia, Emil Audero Mulyadi. Transfernya dari Juventus ke Sampdoria senilai €20 juta pada musim 19/20 menjadi momen penting, menjadikannya salah satu pemain keturunan Indonesia dengan nilai transfer termahal. Lahir di Mataram, Lombok, dari ayah Indonesia dan ibu Italia, perjalanan kariernya yang menembus sistem pembinaan sepak bola Italia menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi banyak orang di Indonesia.
Meskipun ia telah membela timnas Italia di level junior, harapan agar suatu saat ia mengenakan seragam Merah Putih masih sering menjadi perbincangan hangat di kalangan suporter. Kariernya, dari talenta muda di Juventus hingga menjadi kiper yang mapan di Serie A bersama Sampdoria dan kini Inter Milan, terus diikuti perkembangannya. Kisah Emil menjadi inspirasi nyata bagi para pemain muda di Indonesia bahwa mimpi untuk berkarier di liga top Eropa bukanlah hal yang mustahil.
Pada tahun 2001, dunia dibuat tercengang ketika Juventus memecahkan rekor transfer dunia untuk seorang kiper demi mendatangkan Gianluigi Buffon dari Parma. Mengeluarkan dana lebih dari €52 juta untuk seorang penjaga gawang adalah hal yang tidak lazim pada saat itu. Namun, sejarah membuktikan bahwa ini adalah salah satu pembelian terbaik dan paling ikonik sepanjang masa.
Buffon menjadi wajah, jiwa, dan kapten Juventus selama hampir dua dekade. Ia memenangkan segudang trofi domestik, bertahan bersama klub saat terdegradasi ke Serie B, dan mengukuhkan dirinya sebagai salah satu kiper terhebat dalam sejarah sepak bola. Jika melihat kontribusinya, nilai transfernya yang memecahkan rekor saat itu terasa seperti sebuah harga yang sangat murah.
Jauh sebelum era Ronaldo dan Messi, Serie A adalah rajanya bursa transfer. Pada tahun 2000, Lazio yang berstatus sebagai juara bertahan memecahkan rekor transfer dunia untuk memboyong striker Argentina, Hernán Crespo, dari Parma. Transfer ini menunjukkan betapa besar kekuatan finansial klub-klub Italia pada masa keemasannya di akhir 90-an dan awal 2000-an.
Crespo tidak butuh waktu lama untuk membuktikan nilainya. Ia langsung tancap gas dan menjadi top skorer (Capocannoniere) Serie A di musim pertamanya bersama Lazio. Meskipun masalah finansial yang menimpa klub membuatnya harus hengkang setelah dua musim, performa tajamnya selama di Roma tetap dikenang sebagai bukti kualitasnya sebagai salah satu penyerang terbaik di generasinya.
Ini adalah transfer terbaru dalam daftar ini, yang terjadi untuk musim 24/25. Setelah penampilan gemilangnya bersama Atalanta, di mana ia menjadi salah satu gelandang terbaik di liga dan sukses menjuarai Liga Europa, Teun Koopmeiners menarik perhatian Juventus. Klub asal Turin ini tak ragu mengeluarkan dana besar untuk memboyong pemain asal Belanda tersebut demi merombak lini tengah mereka.
Ekspektasi terhadap Koopmeiners sangat tinggi. Ia diharapkan menjadi otak serangan baru di bawah arahan pelatih Thiago Motta. Kemampuannya dalam mencetak gol dari lini kedua, visi bermain yang brilian, serta fleksibilitas taktisnya dianggap sebagai aset vital untuk membawa Juventus kembali bersaing memperebutkan gelar-gelar bergengsi.
Setelah melalui periode sulit di Manchester United, Romelu Lukaku menemukan rumah barunya di Inter Milan di bawah asuhan Antonio Conte. Inter rela membayar €74 juta untuk memboyongnya, dengan keyakinan bahwa striker Belgia ini adalah kepingan yang hilang untuk menantang dominasi Juventus. Lukaku pun bertekad untuk membuktikan bahwa para peragunya selama ini salah.
Di Inter, Lukaku menjelma menjadi monster yang tak terhentikan. Duetnya bersama Lautaro Martínez, yang dikenal sebagai 'LuLa', menjadi yang paling mematikan di Italia. Ia menjadi aktor utama saat Inter berhasil merebut Scudetto pada musim 2020/21, mengakhiri puasa gelar liga mereka selama 11 tahun dan meruntuhkan hegemoni Juventus. Transfer ini adalah sebuah kesuksesan mutlak bagi kedua belah pihak.
Napoli mengambil pertaruhan besar ketika mereka memecahkan rekor transfer klub untuk mendatangkan Victor Osimhen dari Lille dengan biaya hampir €79 juta. Striker muda asal Nigeria ini memiliki potensi besar, namun banderol harganya yang selangit sempat menimbulkan keraguan. Napoli melihatnya sebagai investasi jangka panjang untuk memimpin lini serang mereka di masa depan.
Pertaruhan itu terbayar lunas dengan sangat indah. Osimhen berkembang menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di dunia, dengan kecepatan, kekuatan, dan penyelesaian akhir yang mematikan. Puncaknya adalah pada musim 2022/23, di mana ia menjadi top skorer dan membawa Napoli meraih Scudetto pertama mereka dalam 33 tahun, menjadikannya pahlawan dan legenda abadi di kota Naples.
Transfer Arthur Melo dari Barcelona ke Juventus pada musim 20/21 adalah salah satu kesepakatan yang paling banyak dibicarakan, namun bukan karena alasan performa. Kesepakatan ini melibatkan pertukaran dengan Miralem Pjanić, dengan kedua pemain dinilai sangat tinggi. Banyak analis meyakini bahwa valuasi yang besar ini lebih bertujuan untuk 'plusvalenza' atau keuntungan modal guna menyeimbangkan neraca keuangan kedua klub.
Sayangnya, karier Arthur di Turin tidak secemerlang nilai transfernya. Ia kesulitan untuk beradaptasi dengan sepak bola Italia, sering dibekap cedera, dan gagal mendapatkan tempat reguler di tim utama. Transfer ini sering dianggap sebagai salah satu pembelian gagal Juventus, di mana sang pemain akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pemain pinjaman di klub lain.
Dušan Vlahović adalah mesin gol bagi Fiorentina, dan ketajamannya membuat klub-klub top Eropa antre untuk mendapatkan tanda tangannya. Pada jendela transfer Januari 2022, Juventus bergerak cepat dan mengamankan striker Serbia ini dengan mahar mencapai €83,5 juta. Transfer ini merupakan langkah strategis untuk meremajakan lini serang mereka dengan salah satu talenta penyerang muda terbaik di dunia.
Sejak kedatangannya, Vlahović langsung diandalkan sebagai ujung tombak utama serangan Si Nyonya Tua. Ia membuktikan kapasitasnya dengan torehan gol-gol penting yang membantu tim bersaing di papan atas. Meskipun Juventus mengalami pasang surut, Vlahović tetap menjadi figur sentral dan harapan utama klub untuk kembali ke puncak kejayaan.
Setelah menjadi kapten tim muda Ajax yang fenomenal hingga mencapai semifinal Liga Champions 18/19, Matthijs de Ligt menjadi properti terpanas di Eropa. Juventus berhasil memenangkan perburuan bek tengah asal Belanda ini dengan biaya transfer fantastis €85,5 juta, sebuah investasi besar untuk seorang pemain bertahan. Langkah ini menunjukkan visi jangka panjang Juventus untuk membangun fondasi pertahanan yang kokoh untuk masa depan.
Awal kariernya di Italia tidak berjalan mulus karena ia perlu beradaptasi dengan gaya bertahan yang sangat taktis. Namun, seiring berjalannya waktu, De Ligt tumbuh menjadi salah satu bek terbaik di liga, menunjukkan kualitas kepemimpinan dan kekuatan fisiknya. Meskipun akhirnya ia pindah ke Bayern Munich, periode di Juventus telah membentuknya menjadi bek yang lebih matang dan lengkap.
Ini adalah salah satu transfer paling kontroversial dalam sejarah Serie A. Pada musim 16/17, Gonzalo Higuaín baru saja memecahkan rekor gol semusim Serie A bersama Napoli. Namun, ia kemudian mengambil langkah yang dianggap sebagai pengkhianatan oleh para fans Napoli: pindah ke rival utama mereka, Juventus, yang mengaktifkan klausul rilisnya sebesar €90 juta. Langkah ini adalah demonstrasi kekuatan Juventus untuk melemahkan pesaing sambil memperkuat diri.
Di Juventus, Higuaín langsung menjadi bagian penting dari tim yang memenangkan gelar ganda domestik di musim pertamanya. Ketajamannya di depan gawang terbukti krusial dalam menjaga dominasi Bianconeri di Italia. Meskipun kariernya di Juventus berakhir dengan masa peminjaman ke klub lain, dampak instan yang ia berikan pada awal kedatangannya membuat investasi ini terasa sepadan bagi klub.
Ketika Real Madrid mengumumkan kepergian Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018, dunia sepak bola terhenyak. Namun, keterkejutan itu semakin menjadi-jadi ketika tujuannya adalah Juventus. Transfer senilai €117 juta ini bukan sekadar pembelian pemain, melainkan sebuah pernyataan ambisi dari Juventus untuk menaklukkan Liga Champions, trofi yang sangat mereka dambakan. Kedatangan CR7 sontak mengangkat kembali citra dan popularitas Serie A di mata dunia.
Selama tiga musim di Turin, Ronaldo memang menunjukkan ketajamannya dengan mencetak lebih dari 100 gol dan membantu Juventus meraih dua gelar Scudetto. Namun, tujuan utama dari transfer ini, yaitu menjuarai Liga Champions, gagal tercapai. Meskipun begitu, dampak komersial dan marketing yang dibawanya untuk klub dan liga sangatlah besar, menjadikan transfer ini tetap sebagai salah satu yang paling fenomenal dalam sejarah.