Listrik merupakan tulang punggung kemajuan ekonomi modern. Negara-negara dengan kapasitas produksi listrik yang besar biasanya juga memiliki infrastruktur industri dan teknologi yang maju.
Tahun 2024 menunjukkan tren menarik dalam dunia energi global. Negara-negara dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi tinggi terus meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
Selain itu, transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan menjadi agenda penting di banyak negara. Hal ini tidak hanya mengubah lanskap produksi energi, tetapi juga menciptakan tantangan dan peluang baru.
Artikel ini menyajikan 10 negara dengan produksi listrik terbesar di dunia pada tahun 2024, dilengkapi dengan satu data spesial dari Indonesia.
Mari kita lihat siapa saja negara-negara tersebut, seberapa besar produksi listriknya, dan apa makna strategis dari angka-angka ini.
Indonesia mencatatkan produksi listrik sebesar 334 TWh pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil seiring dengan peningkatan permintaan energi di sektor industri dan rumah tangga.
Sebagian besar produksi listrik Indonesia masih berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, meskipun kontribusi energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga air, dan surya mulai meningkat secara perlahan. Dengan program transisi energi nasional yang ambisius, Indonesia menargetkan proporsi energi bersih yang lebih besar dalam dekade mendatang.
Prancis menghasilkan sekitar 469 TWh listrik, dengan lebih dari 60% berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Negara ini menjadi salah satu contoh sukses penggunaan energi nuklir dalam skala besar.
Dengan emisi karbon yang rendah dan sistem kelistrikan yang stabil, Prancis tetap mempertahankan posisi kuat dalam produksi energi rendah karbon di Eropa. Pemerintah juga mulai mendorong energi terbarukan sebagai pelengkap.
Jerman memproduksi 567 TWh listrik dan dikenal sebagai pemimpin dalam transisi energi di Eropa. Negara ini telah menutup semua reaktor nuklirnya dan mengandalkan energi terbarukan seperti angin dan surya.
Namun, ketergantungan pada batu bara masih cukup tinggi karena ketidakpastian pasokan gas dari Rusia. Kebijakan ‘Energiewende’ tetap menjadi dasar utama transformasi energi di Jerman.
Korea Selatan menghasilkan sekitar 620 TWh listrik pada tahun 2024. Negara ini sangat bergantung pada bahan bakar fosil dan energi nuklir, dengan upaya besar untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan berbagai kebijakan untuk mendukung transisi ke energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon, termasuk peningkatan kapasitas tenaga surya dan angin.
Kanada memproduksi 660 TWh listrik, dengan lebih dari 60% berasal dari tenaga air. Sistem kelistrikan Kanada terkenal bersih dan andal, dengan emisi karbon yang relatif rendah.
Selain tenaga air, Kanada juga mengoperasikan reaktor nuklir dan meningkatkan investasi dalam tenaga surya dan angin. Keberagaman sumber daya alam membuat Kanada menjadi pemain penting dalam energi bersih dunia.
Brasil memproduksi 677 TWh listrik, dan uniknya, sebagian besar berasal dari sumber daya air. Lebih dari 60% listrik Brasil dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air, menjadikannya salah satu sistem listrik terbersih di dunia.
Negara ini juga mulai mengeksplorasi potensi tenaga angin dan surya, terutama di wilayah timur laut. Ketahanan energi dan keberlanjutan menjadi sorotan dalam kebijakan energi nasional Brasil.
Jepang menempati posisi kelima dengan produksi listrik sebesar 1.034 TWh. Setelah bencana Fukushima, Jepang telah berupaya keras untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir dan meningkatkan energi terbarukan.
Meskipun demikian, gas alam cair (LNG) tetap menjadi sumber utama listrik di Jepang. Negara ini juga sangat fokus pada efisiensi energi dan inovasi teknologi di sektor kelistrikan.
Rusia memproduksi sekitar 1.167 TWh listrik pada tahun 2024, menjadikannya produsen listrik terbesar keempat di dunia. Negara ini memiliki cadangan energi fosil yang sangat besar dan bergantung pada gas alam sebagai sumber energi utama.
Namun, Rusia juga mengoperasikan banyak pembangkit listrik tenaga air dan tenaga nuklir. Sistem energi di Rusia dirancang untuk mengakomodasi distribusi luas, mengingat luas geografis negara tersebut yang sangat besar.
India berada di posisi ketiga dengan produksi listrik mencapai 1.858 TWh. Negara ini terus mengalami lonjakan permintaan listrik seiring dengan urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Sebagian besar energi di India masih berasal dari batu bara, namun investasi besar sedang dilakukan di sektor energi surya dan tenaga angin. Program nasional seperti 'Ujwal Bharat' mendorong akses listrik ke wilayah pedesaan dan memperluas infrastruktur kelistrikan.
Amerika Serikat menempati posisi kedua dengan total produksi listrik sebesar 4.287 TWh pada 2024. Negara ini memiliki campuran sumber energi yang sangat beragam, termasuk gas alam, nuklir, tenaga air, dan semakin besar porsi dari tenaga angin dan surya.
AS juga terkenal dengan teknologi efisiensi energi dan sistem jaringan yang sangat canggih. Peralihan menuju energi bersih menjadi prioritas utama kebijakan energi nasional, dengan banyak negara bagian yang menetapkan target net-zero emissions.
China mempertahankan dominasinya sebagai produsen listrik terbesar dunia dengan produksi mencapai 8.849 TWh pada tahun 2024. Angka ini jauh melampaui negara lain, mencerminkan skala ekonomi dan populasi negara tersebut.
Sebagian besar listrik China masih berasal dari pembangkit tenaga batu bara, tetapi negara ini juga merupakan pemimpin dunia dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk tenaga surya dan angin. China terus mengembangkan jaringan listrik pintar dan berinvestasi besar-besaran dalam teknologi penyimpanan energi.