Cadangan devisa merupakan indikator penting yang mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara. Cadangan ini digunakan oleh bank sentral untuk mengelola nilai tukar mata uang, membayar utang luar negeri, dan menjaga stabilitas ekonomi saat terjadi ketidakpastian global. Pada tahun 2024, negara-negara dengan ekonomi terbesar dan paling stabil terus menguasai peringkat teratas dalam hal cadangan devisa.
Dalam daftar ini, kita akan melihat negara-negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia pada tahun 2024. Dari China yang tetap memimpin dengan selisih yang sangat besar, hingga negara-negara lain yang juga memiliki cadangan yang signifikan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang sepuluh negara teratas yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia.
Indonesia menempati posisi ke-22 dalam peringkat cadangan devisa dunia pada tahun 2024 dengan nilai sebesar 149,9 miliar USD. Meskipun berada di luar peringkat 10 besar, cadangan devisa Indonesia mencerminkan stabilitas ekonomi negara ini di tengah tantangan global yang beragam. Cadangan devisa yang cukup ini berperan penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, membiayai impor, dan membayar utang luar negeri, sehingga mendukung perekonomian nasional.
Meksiko menempati posisi kesepuluh dengan cadangan devisa sebesar 364,2 miliar USD pada tahun 2024. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di Amerika Latin, Meksiko menggunakan cadangan devisa ini untuk menjaga stabilitas peso dan mendukung perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan global. Cadangan devisa ini juga penting dalam membiayai utang luar negeri dan mendukung kebijakan fiskal pemerintah yang bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain itu, cadangan devisa yang kuat memungkinkan Meksiko untuk tetap kompetitif di pasar internasional, khususnya dalam sektor perdagangan dan manufaktur, yang menjadi pilar utama perekonomian negara ini.
Korea Selatan, dengan ekonominya yang maju dan berorientasi pada ekspor, memiliki cadangan devisa sebesar 419,4 miliar USD pada tahun 2024, menempatkannya di peringkat kesembilan. Cadangan devisa ini digunakan untuk menjaga stabilitas won Korea dan mendukung perekonomian negara di tengah fluktuasi ekonomi global. Korea Selatan memanfaatkan cadangan devisa ini untuk mengelola risiko eksternal, membiayai impor yang tinggi, dan memperkuat posisi fiskal pemerintah.
Dengan cadangan devisa yang kuat, Korea Selatan mampu menghadapi tantangan ekonomi internasional dan tetap menjadi pemain utama di pasar teknologi global, di mana inovasi dan ekspor produk teknologi tinggi menjadi andalan ekonomi negara ini.
Hong Kong, sebagai salah satu pusat keuangan terpenting di dunia, memiliki cadangan devisa sebesar 425,2 miliar USD pada tahun 2024, menempatkannya di posisi kedelapan. Meskipun merupakan wilayah administratif khusus China, Hong Kong mengelola cadangan devisa ini secara independen untuk mendukung nilai tukar dolar Hong Kong dan menjaga stabilitas keuangan di tengah gejolak pasar global. Cadangan devisa yang besar ini memungkinkan Hong Kong untuk tetap menjadi pusat keuangan global yang vital, dengan stabilitas ekonomi yang tinggi.
Cadangan devisa ini juga memainkan peran penting dalam mendukung sektor jasa keuangan Hong Kong, yang menjadi pilar utama ekonominya, dan memungkinkan wilayah ini untuk mempertahankan daya saingnya di pasar internasional.
Arab Saudi, dengan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki cadangan devisa sebesar 455,2 miliar USD pada tahun 2024, yang menempatkannya di peringkat ketujuh. Sebagai produsen minyak terbesar di dunia, Arab Saudi menggunakan cadangan devisa ini untuk mendukung nilai tukar riyal dan mengelola keuangan publiknya di tengah fluktuasi harga minyak. Cadangan devisa ini juga berperan penting dalam mendanai proyek-proyek infrastruktur besar yang merupakan bagian dari Visi 2030, sebuah inisiatif untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi.
Dengan cadangan devisa yang signifikan, Arab Saudi mampu menjaga stabilitas ekonomi domestik dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih mandiri dari pendapatan minyak, sambil tetap memegang peran utama di pasar energi global.
Taiwan, dengan ekonominya yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, memiliki cadangan devisa sebesar 568,1 miliar USD pada tahun 2024, menempatkannya di posisi keenam. Cadangan devisa ini memungkinkan Taiwan untuk menjaga stabilitas dolar Taiwan dan mendukung ekonominya yang sangat terbuka terhadap pasar global. Taiwan menggunakan cadangan ini untuk mengatasi fluktuasi pasar dan memastikan bahwa negara ini tetap kompetitif di sektor teknologi tinggi, yang menjadi andalannya.
Selain itu, cadangan devisa yang besar ini juga memungkinkan Taiwan untuk tetap resilien terhadap risiko eksternal, termasuk perubahan kebijakan perdagangan global dan tantangan geopolitik di kawasan Asia Timur.
Federasi Rusia, meskipun menghadapi sanksi ekonomi dan tantangan geopolitik, tetap memiliki cadangan devisa yang besar sebesar 606,1 miliar USD pada tahun 2024. Cadangan ini memberikan Rusia kemampuan untuk melindungi nilai tukar rubel dan mendukung stabilitas ekonomi domestiknya di tengah ketidakpastian internasional. Cadangan devisa Rusia juga memungkinkan negara ini untuk terus membayar utang luar negeri dan mempertahankan likuiditas dalam ekonominya.
Keberadaan cadangan devisa yang signifikan ini juga membantu Rusia dalam menjaga kekuatan ekonominya di pasar energi global, meskipun menghadapi tekanan dari luar, dan memungkinkan Moskow untuk menjalankan kebijakan ekonomi yang lebih mandiri.
India, dengan ekonomi yang terus berkembang pesat, memiliki cadangan devisa sebesar 674,9 miliar USD pada tahun 2024, menempatkannya di peringkat keempat. Cadangan devisa ini berfungsi sebagai penyangga penting terhadap ketidakpastian global dan fluktuasi nilai tukar rupee. India menggunakan cadangan devisa ini untuk membiayai impor yang meningkat dan membayar utang luar negeri, serta menjaga stabilitas ekonomi di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
Dengan cadangan devisa yang kuat, India juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya, termasuk investasi infrastruktur dan peningkatan sektor manufaktur, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Swiss, dengan ekonomi yang terkenal stabil dan sistem perbankan yang kuat, memiliki cadangan devisa sebesar 795,4 miliar USD pada tahun 2024, menempatkannya di posisi ketiga. Meskipun relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara lain dalam daftar ini, cadangan devisa Swiss tetap menjadi salah satu yang paling signifikan di dunia. Hal ini mencerminkan status Swiss sebagai salah satu pusat keuangan global, di mana stabilitas dan kepercayaan terhadap franc Swiss tetap tinggi.
Cadangan devisa ini juga memberikan Swiss kemampuan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang stabil, serta menjaga nilai tukar franc yang kuat, yang sangat penting mengingat peran Swiss sebagai pusat perbankan internasional.
Jepang menempati posisi kedua dengan cadangan devisa sebesar 1,83 triliun USD pada tahun 2024. Jepang, sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia, menggunakan cadangan devisa ini untuk mendukung stabilitas yen dan memastikan kemampuan negara dalam menghadapi volatilitas pasar global. Cadangan devisa ini juga berperan penting dalam mendukung investasi asing langsung dan menjaga perekonomian Jepang tetap kompetitif di pasar internasional.
Selain itu, cadangan devisa yang besar memberikan Jepang fleksibilitas dalam kebijakan fiskal dan moneter, memungkinkan pemerintah dan Bank of Japan untuk merespons dengan cepat terhadap krisis ekonomi atau kebutuhan likuiditas internasional.
China tetap berada di posisi puncak sebagai negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia, mencapai 3,58 triliun USD pada tahun 2024. Cadangan devisa ini memberikan China kemampuan yang luar biasa dalam mengelola kebijakan moneter dan menstabilkan mata uangnya, yuan. Dengan cadangan sebesar ini, China dapat dengan mudah menghadapi gejolak ekonomi global dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Pentingnya cadangan devisa yang besar bagi China juga terlihat dalam kemampuannya untuk mendukung ekspansi global perusahaan-perusahaan China dan menjaga likuiditas dalam sistem perbankan domestik. Hal ini menjadikan China tidak hanya sebagai pusat manufaktur dunia tetapi juga sebagai raksasa keuangan global.